Ku Terima Kau Apa Adanya
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Genre : Romansa
Tahun
terbit : 2015
Jumlah
halaman : 332 halaman
ISBN : 978 – 602 – 7870 –
41 – 3
Harga : Rp 55.000,00
“Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”
adalah novel ke sembilan dari penulis yang bernama Pidi Baiq. Dia lahir di Bandung, Jawa Barat 8
Agustus 1972. Dia adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu.
Namanya mulai dikenal melalui grup band The Panas Dalam yang didirikan tahun 1995. Pidi Baiq semakin dikenal para
pecinta karya sastra khususnya bergenre humor melalui karyanya berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990 terbit tahun 2014, Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku Tahun
1991 terbit tahun 2015 dan Milea:
Suara dari Dilan terbit tahun 2016. Selain ketiga karya di atas, Pidi
Baiq juga memiliki karya-karya novel yang lain seperti: Drunken Monster,
Drunken Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al-Asbun Manfaatulngawur ,
dan At-Twitter.
Novel ini menceritakan
tentang kisah cinta Milea. Milea adalah seorang murid baru pindahan dari
Jakarta. Di saat ia berjalan menuju sekolah, ia bertemu dengan seorang teman
satu sekolahnya, seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa nanti mereka
akan bertemu di kantin. Awalnya Milea tidak menghiraukan laki-laki peramal itu,
tapi setiap hari laki-laki peramal tersebut selalu mengganggunya. Akhirnya
Milea mulai mencari tahu, laki-laki peramal itu bernama Dilan.
Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, mungkin itu
yang membuat Milea selalu memikirkannya. Dilan memberikan coklat kepada Milea
melalui tukang pos, Dilan membawa Bi Asih untuk memijiti Milea saat sedang
sakit, Dilan memberikan hadiah Teka Teki Silang pada Milea sebagai hadiah ulang
tahun.
Lambat laun, seiring berjalannya waktu Milea dan Dilan menjadi
akrab. Milea mengetahui beberapa hal tentang dilan dari Wati, sepupu Dilan yang
sekelas dengannya. Sekolah Milea di Bandung terpilih menjadi peserta cerdas
cermat TVRI, beberapa siswa yang bukan peserta dianjurkan untuk ikut memberikan
semangat buat teman-temannya yang sedang berlomba. Milea salah satunya, dan di
Jakarta ia sudah berencana untuk bertemu dengn Beni, pacarnya. Milea sudah
lama menunggu Beni yang berjanji untuk datang ke TVRI, namun Beni tak kunjung
datang. Akhirnya, Milea pergi makan bersama Nandan dan Wati. Saat itulah Beni
datang dan marah-marah melihat Milea makan bersama laki-laki lain. Hubungan
mereka pun berakhir.
Kelebihan dari Novel ini adalah penggunaan kata dan bahasa yang
sederhana, sehingga semua alur cerita dapat tersampaikan dengan cepat kepada
semua kalangan. Selain itu, meski jalan cerita berdasarkan kehidupan nyata,
tidak membatasi imajinasi para pembaca. Para pembaca dibuat benar-benar
terkejut dengan hal-hal yang ada. Dan juga novel ini menyajikan gambar-gambar
ilustrasi seperti kartun ala buku-buku SD di Indonesia, artinya sesuai dan
tidak berlebihan.
Kelemahan novel terdapat pada gurauan-gurauan yang digunakan dalam
beberapa percakapan. Karena novel ini menceritakan tentang kisah cinta pada
tahun 1990, percakapan dan gurauan yang digunakan juga masih berkaitan dengan
tahun 1990. Hal ini merupakan sebuah kesulitan tersendiri bagi pembaca yang
bukan merupakan angkatan 1990. Di dalam novel ini, juga terlalu menonjol
karakter Dilan dan lebih banyak bercerita tentang Dilan saja. Sehingga peran
Milea pada novel tersbut seperti terabaikan. Selain itu, bagian akhir novel ini
cerita masih menggantung.
Jadi, novel “Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” menarik untuk dibaca. Terutama
bagi remaja, karena remaja sudah masuk masa - masa mengenal cinta. Kisah cinta
di novel terkesan sederhana dan tidak di buat- buat. Di novel ini mengajarkan
cara untuk mendapatkan pasangan yang baik, cara menjaga hubungan tetap langgeng
serta saling terbuka. Untuk anak di bawah SMA masih perlu bimbingan orang tua
jika ingin membaca novel ini. Karena agar bisa menyaring dan tidak terjerumus
dalam hal percintaan.
Penulis Resensi
Nama : Nilam Miftakhul Jannah
No. / Kelas : 22 / XI MIA 2
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Kepanjen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar