Selasa, 29 Mei 2018

Resensi 'Diary si Bocah Tengil “Diary of Wimpy Kid”'


                                                         Selembar Keju Busuk

Judul Buku          : Diary si Bocah Tengil “Diary of Wimpy Kid”
Pengarang            : Jeff Kinney
ISBN                    : 978-979-1411-20-2
Penerbit               : Atria
Tahun Terbit        : Mei 2009
Penerjemah          : Ferry Halim
Penyunting          : Annisa W
Jumlah Halaman : 216
Genre                  : Komedi




Jeff Kinney merupakan seorang penulis, kartunis, sutradara, dan produser asal Amerika kelahiran 19 Februari 1971. Salah satu karangannya adalah Diary of Wimpy Kid yang telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2010, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Diary si Bocah Tengil oleh Ferry Halim. Berkat novel ini Jeff Kinney mengalami kesuksesan dengan mendapat banyak penghargaan.
Buku Diary si Bocah Tengil ini menceritakan keseharian Greg Heffley, yang diawali dengan ibu Greg yang ingin Greg menuangkan semua persaannya dalam buku harian, awalnya ia tidak menuruti perintah ibunya, ia merasa menulis di buku harian terlalu kekanak-kanakan, namun karena paksaan ibunya, ia menyetujui akan menulis semua perasaanya di buku harian.
Greg adalah seorang anak yang baru saja menempuh sekolah jenjang menengah pertama, Greg merupakan anak kedua dari pasangan Frank Heflley dan Susan Heflley, Greg mempunyai dua orang saudara, kakaknya bernama Rodrick Heffley yang sangat usil dan adikanya yang selalu dimanja bernama Manny Heffley.
Di sekolahnya Greg ingin menjadi seseorang yang terkenal, akan tetapi akibat ketengilannya orang-orang beranggapan jika dia aneh, sehingga tidak ada yang mau berteman dengannya kecuali Rowley, anak mama yang selalu dimanja. Rowley dan Greg selalu melakukan hal-hal yang aneh selama awal tahun ajaran hingga akhir, namun selalu mendapat kesialan akibat perbuatannya sendiri, hingga pada akhirnya ketengilan mereka berakhir karena selembar keju busuk di halaman sekolah.
Secara keseluruhan novel ini memiliki cerita yang menarik dan alurnya tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga akhir. Bahasa dalam buku jni juga tergolong ringan sehingga mudah dipahami. Novel ini juga dirancang seperti buku harian agar lebih menarik, selain itu buku ini juga disertai banyak ilustrasi yang cukup menghibur.
Akan tetapi, beberapa ilustrasi yang ada di novel ini menggunakan adegan yang kasar seperti menonjok, membully, dan menendang, yang kurang layak dibaca anak-anak, selain itu kertas yang digunakan juga terlalu tipis dan berwarna krem pucat sehingga mudah sobek dan terlihat kotor.
Novel ini cocok dibaca untuk kalangan remaja karena novel ini menceritakan kehidupan anak yang beranjak menjadi remaja disertai nilai moral yang dapat kita ambil seperti tentang bagaiman Greg dan Rowley bersahabat dan memperbaiki hubungan mereka saat ada dalam masalah, serta cara bagaimana menghormati orang yang lebih tua.

















Biodata Penulis
Nama              : Novi Lailatul Badriyah
Kelas               : XI MIA 2
Sekolah           : SMAN 1 Kepanjen
TTL                 : Malang, 08 November 2000
Alamat            : Jl. Raya Sawahan, No.75, Desa Sawahan, Kec. Turen.


Resensi "Dia Adalah Dilanku Tahun 1990"


Ku Terima Kau Apa Adanya


Judul                           : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis                         : Pidi Baiq
Penerbit                       : PT Mizan Pustaka
Genre                          : Romansa
Tahun terbit                 : 2015
Jumlah halaman          : 332 halaman
ISBN                           : 978 – 602 – 7870 – 41 – 3
Harga                          : Rp 55.000,00





“Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” adalah novel ke sembilan dari penulis yang bernama Pidi Baiq. Dia lahir di Bandung, Jawa Barat 8 Agustus 1972. Dia adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Namanya mulai dikenal melalui grup band The Panas Dalam yang didirikan tahun 1995. Pidi Baiq semakin dikenal para pecinta karya sastra khususnya bergenre humor melalui karyanya berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990 terbit tahun 2014, Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 terbit tahun 2015 dan Milea: Suara dari Dilan terbit tahun 2016. Selain ketiga karya di atas, Pidi Baiq juga memiliki karya-karya novel yang lain seperti: Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al-Asbun Manfaatulngawur , dan At-Twitter.
Novel ini  menceritakan tentang kisah cinta Milea. Milea adalah seorang murid baru pindahan dari Jakarta. Di saat ia berjalan menuju sekolah, ia bertemu dengan seorang teman satu sekolahnya, seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa nanti mereka akan bertemu di kantin. Awalnya Milea tidak menghiraukan laki-laki peramal itu, tapi setiap hari laki-laki peramal tersebut selalu mengganggunya. Akhirnya Milea mulai mencari tahu, laki-laki peramal itu bernama Dilan.
Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, mungkin itu yang membuat Milea selalu memikirkannya. Dilan memberikan coklat kepada Milea melalui tukang pos, Dilan membawa Bi Asih untuk memijiti Milea saat sedang sakit, Dilan memberikan hadiah Teka Teki Silang pada Milea sebagai hadiah ulang tahun.
Lambat laun, seiring berjalannya waktu Milea dan Dilan menjadi akrab. Milea mengetahui beberapa hal tentang dilan dari Wati, sepupu Dilan yang sekelas dengannya. Sekolah Milea di Bandung terpilih menjadi peserta cerdas cermat TVRI, beberapa siswa yang bukan peserta dianjurkan untuk ikut memberikan semangat buat teman-temannya yang sedang berlomba. Milea salah satunya, dan di Jakarta ia sudah berencana untuk bertemu dengn Beni, pacarnya. Milea sudah lama menunggu Beni yang berjanji untuk datang ke TVRI, namun Beni tak kunjung datang. Akhirnya, Milea pergi makan bersama Nandan dan Wati. Saat itulah Beni datang dan marah-marah melihat Milea makan bersama laki-laki lain. Hubungan mereka pun berakhir.
Kelebihan dari Novel ini adalah penggunaan kata dan bahasa yang sederhana, sehingga semua alur cerita dapat tersampaikan dengan cepat kepada semua kalangan. Selain itu, meski jalan cerita berdasarkan kehidupan nyata, tidak membatasi imajinasi para pembaca. Para pembaca dibuat benar-benar terkejut dengan hal-hal yang ada. Dan juga novel ini menyajikan gambar-gambar ilustrasi seperti kartun ala buku-buku SD di Indonesia, artinya sesuai dan tidak berlebihan.
Kelemahan novel terdapat pada gurauan-gurauan yang digunakan dalam beberapa percakapan. Karena novel ini menceritakan tentang kisah cinta pada tahun 1990, percakapan dan gurauan yang digunakan juga masih berkaitan dengan tahun 1990. Hal ini merupakan sebuah kesulitan tersendiri bagi pembaca yang bukan merupakan angkatan 1990. Di dalam novel ini, juga terlalu menonjol karakter Dilan dan lebih banyak bercerita tentang Dilan saja. Sehingga peran Milea pada novel tersbut seperti terabaikan. Selain itu, bagian akhir novel ini cerita masih menggantung.
Jadi, novel “Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” menarik untuk dibaca. Terutama bagi remaja, karena remaja sudah masuk masa - masa mengenal cinta. Kisah cinta di novel terkesan sederhana dan tidak di buat- buat. Di novel ini mengajarkan cara untuk mendapatkan pasangan yang baik, cara menjaga hubungan tetap langgeng serta saling terbuka. Untuk anak di bawah SMA masih perlu bimbingan orang tua jika ingin membaca novel ini. Karena agar bisa menyaring dan tidak terjerumus dalam hal percintaan.




Penulis Resensi
Nama              : Nilam Miftakhul Jannah
No. / Kelas     : 22 / XI MIA 2
Asal Sekolah  : SMA Negeri 1 Kepanjen

Resensi "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"


Kasih yang Tak Sampai



Judul Buku        : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Jenis Buku        : Novel
Penulis            : Tere-Liye
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit     : Cetakan ke-23, Februari 2016
Kota Terbit       : Jakarta
Jumlah Halaman  : 264 halaman
ISBN              : 978-979-22-5780-9
Genre             : Fiksi




Tere-Liye lahir di Lahat, Indonesia pada tanggal 21 Mei 1979. Tere-Liye adalah seorang penulis yang hebat. Selain novel ‘Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’, Tere-Liye juga sudah menghasilkan beberapa novel best seller,diantaranya The Gogons, Ayahku (bukan) Pembohong, Senja Bersama Rosie, dan lain-lain.
       Novel ini menceritakan kehidupan seorang Tania dan Dede yang putus sekolah dan menjadi pengamen. Mereka tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah kardus sejak ayahnya meninggal. Hingga suatu hari mereka bertemu dengan Danar dan kehidupan berubah menjadi lebih baik. Tania dan Dede bisa bersekolah kembali, sedangkan Ibunya berjualan kue. Mereka pun dekat seperti keluarga sendiri. Suasana berubah ketika Danar mengajak Ratna, sehingga membuat Tania merasa cemburu. Kehidupan semakin memburuk saat Ibu Tania mengidap penyakit kanker paru-paru stadium IV. Setelah beberapa minggu kemudian, Ibunya meninggal. Tania dan Dede benar-benar merasa sangat sedih dan merasa sangat kehilangan meskipun masih ada Danar di sampingnya. Tania memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke Singapura karena mendapat beasiswa atas deretan prestasi yang telah dia raih. Tania merasa sedih kembali saat mengetahui Danar menikah dengan Ratna. Tania mengerti bahwa perasaan kagumnya itu sekarang berubah menjadi cinta. Tania memutuskan untuk kembali ke Singapura dan meninggalkan seluruh ceritanya.
       Novel ini menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Judul dari novel ini cukup menarik minat pembaca. Novel ini juga memberi sedikit pengalaman dan motivasi untuk pembaca.
       Dalam novel ini terdapat sedikit kelemahan, yaitu menggunakan alur maju mundur karena pada awal cerita digunakan alur mundur kemudian pada akhir cerita menjadi campuran. Hal ini biasanya membuat pembaca sedikit kurang memahami.
       Novel ini baik dbaca oleh para remaja dewasa untuk dijadikan motivasi dan pengalaman. Novel ini tidak baik dibaca oleh anak-anak karena mengandung cerita yang kurang pantas untuk dibaca anak-anak.





















Resensi oleh
Nama            : Jihan Nur Fauziyah
No. / Kelas     : 21 / XI MIA 2
Asal Sekolah    : SMA Negeri 1 Kepanjen

Resensi "Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu"


Jauh di Mata Dekat di Hati


Judul Novel    : Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu
Pengarang       : Boy Candra
Penerbit          : Mediakita
Tahun Terbit   : 2017
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal               : 209 halaman
Harga              : Rp 46.600,- (pada saat buku ini dibeli)



Novel ini menceritakan kisah antara Boy seorang penulis asal Padang dan Wulan Sari seorang mahasiswi asal Medan yang menggemari karya-karya Boy. Kisah mereka dimulai saat Wulan memention Boy di twitter dan menyatakan bahwa ia suka dengan buku “Origami Hati” karya Boy. Kemudian mereka bertukar nomor handphone lewat DM twitter dan akhirnya semakin dekat karena sering telepon dan SMS. Seiring dengan berjalannya waktu Boy dan Wulan Sari merasa saling suka dan memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih walaupun belum pernah bertemu secara langsung.
Konflik dimulai saat teman-temn Boy mengenalkan Boy pada Della Nursyid saat Boy dan sahabat-sahabatnya liburan ke Pulau Sikuai. Della adalah adik kelas salah satu sahabat Boy saat SMA dan berprofesi sebagai public relation di toko buku. Sehari setelah mereka pulang dari liburan, Boy mendapat telepon dari Della. Sejak saat itu Della rutin mengirim pesan singkat dan mengajak Boy untuk bertemu. Della memberikan perhatian yang selama ini Boy harapkan dari Wulan namun tidak bisa terpenuhi karena terpaut jarak yang menghalangi mereka.
Hati Boy mulai goyah. Boy menerima kehadiran Della untuk mengisi kekosongan yang harusnya Wulan tempati. Tapi, Boy juga merasa bersalah karena telah menduakan Wulan Sari. Setiap Wulan menghubunginya, Boy selalu menghindar dan beralasan jika ia
sedang sibuk. Padahal sebenarnya Boy sedang bersama dengan Della. Semakin hari perasaan bersalah pada Wulan semakin besar. Namun, rasa sukanya pada Della juga semakin besar. Akhirnya Boy memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Della karea ia menyadari bahwa rasa cinta dan ketulusan dari Wulan Sari sangatlah besar begitupula sebaliknya.
Dulu Boy pernah berjanji akan pergi ke Medan saat Wulan wisuda. Dua minggu sebelum hari wisuda Wulan, Boy menceritkan semua kebohongannya tentang Della. Wulan yang terlanjur kecewa akhirnya berhenti menghubungi Boy dan Boy pun tidak jadi datang ke Medan. Membuat Wulan yang telah mengharapkan kehadirannya semakin kecewa dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke rumah neneknya di Aceh untuk waktu yang tidak ditentukan.
Boy yang merasa kalut memutuskan untuk berjalan-jalan ke Taman Budaya Sumatera Barat karena disana sedang diadakan pameran anak DKV Universitas Negeri Padang. Disana ia bertemu dengan Susan, cinta pertamanya saat SMA. Sehari setelah pertemuan itu Boy mengajak Susan untuk bertemu. Entah mengapa Boy merasa ingin bercerita tentang kegundahannya pada Susan. Susang yang paham bagaimana sifat Boy pun mendukung Boy untuk pergi ke Aceh mencari Wulan.
Boy pergi ke Aceh dengan berbekal secarik foto Wulan yang ia miliki dan beberapa info tidak pasti dari sahabat Wulan. Karena minimnya informasi, Boy tidak bisa menemukan keberadaan Wulan. Hingga ia merasa putus asa dan memutuskan untuk pergi ke Pantai Lampuuk. Pantai favorit Wulan yang pernah Wulan ceritakan padanya. Saat Boy sedang berada di tepi pantai seseorang memanggil namanya dan orang itu adalah pujaan hatinya, Wulan Sari.
Wulan sebenarnya membaca semua pesan singkat Boy yang mengabarinya jika sekarang Boy sedang berada di Aceh mencarinya, Wulan juga tahu hal tersebut dari sahabatnya. Namun karena rasa sakit hatinya, Wulan tidak membalas semua pesan Boy. Wulan pergi ke Pantai Lampuuk untuk menenangkan pikirannya yang sedang kalut karena merindukan Boy. Ia tidak mengira jika takdir mempertemukan mereka disana. Akhirnya Boy meminta maaf atas semua kesalahannya dan berharap Wulan mau memberikan kesempatan kedua untuknya. Dengan berderai air mata, Wulan mengiyakan permintaan Boy karena ia sadar jika rasa cintanya pada Boy sangatlah dalam.
Novel bertema percintaan ini ditulis oleh Boy Candra. Seorang laki-laki kelahiran 21 November 1989 yang besar di Sumatera Barat. Boy merupakan lulusan Universitas
Negeri Padang di Jurusan Administrasi Pendidikan. Ia aktif diorganisasi komunikasi dan radio di kampusnya dan rutin menulis dibeberapa media sosial seperti blog miliknya yaitu rasalelaki.blogspot.com . Ia aktif menulis sejak tahun 2011. Buku pertama yang ia terbitkan pada tahun 2013 berjudul “Origami Hati”. Ia sudah menerbitkan 9 novel dan salah satunya adalah novel ini.
Membaca novel ini seakan sedang membaca buku diary dari Boy untuk Wulan. Cara penuturan novel ini juga sedikit berbeda dari novel pada umumnya. Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana “aku” adalah Boy.
“Wulan, sebelum menulis kisah ini aku sebenarnya berkali-kali meyakinkan hati. Bukan karena aku ragu akan cinta kita. Tidak sama sekali. Namun, tentang semua yang akan kutulis adalah hal yang mungkin saja ditertawakan oleh orang banyak.” – (halaman 7)
 Menurut sata hal tersebut menjadi salah satu kelebihan dari novel ini. dengan sudut pandang orang pertama dan isi novel seperti buku diary membuat saya bisa merasakan semua emosi Boy dan merasakan bagaimana jika saya menjadi Wulan. Yang justru membuat novel ini semakin seru karena kita bisa semakin mendalami bagaimana semua perasaan mereka. Bahasa yang digunakanpun begitu mendayi dan puitis. Banyak sekali quotes yang bisa kita temukan saat membaca novel ini.
 “Aku percaya cinta bisa jatuh pada siapa saja. Kapan saja. Bukankah cinta memiliki banyak dimensi untuk jatuh? Orang yang tidak mungkin jatuh cinta, adalah dua orang yang tidak pernah saling kenal, bukan orang yang tidak pernah saling bertemu.” – Boy (halaman 20)
Selain itu, melalui novel ini kita akan diajak mengenal tempat menarik di Sumatera Barat yaitu Pulau Sikuai yang menjadi latar tempat cerita saat Boy dan sahabat-sahabatnya berlibur dan menjadi latar tempat dimana Boy bertemu dengan Della untuk pertama kalinya. Didalam novel ini dijelaskan baw=hwa dulunya Pulau Sikuai adalah pulau yang indah namun kondisinya sangat memprihatinkan karena tidak ada yang menjaganya. Kita juga akan diberikan penggambaran bagaimana keindahan Aceh dan betapa dahsyatnya Tsunami yang pernah menerjang kota tersebut hingga bisa menyeret sebuah kapal besar ke tengah kota. Dimana keindahan kota Aceh khususnya Pantai Lampuuk menjadi latar tempat saat Boy mencari Wulan sang kekasih hati.
“ Aku sampai di Lampuuk. Kulihat orang-orang bahagia dengan pasangannya masing-masing. Ada juga yang menikmati senja dengan keluarganya. Langit mulai tampak mendung, pelan-pelan mengubah warnanya menjadi seperti terbakar. Namun, aku suka langit senja di Lampuuk. Entahlah, meski senja itu menyakitkan. Aku tetap bisa menikmati rasa sakit yang dia hadirkan.” – (halaman 206 dan 207)  
Jujur saja novel ini menjadi salah satu novel favorit saya dari sekian banyak novel yang pernah saya baca. Entah karena bahasanya yang begitu puitis hingga bisa menghipnotis saya untuk terus membaca dan menyelesaikannya saat itu juga atau karena tokoh laki-lakinya yang begitu romantis sehingga membuat saya semakin menyukai novel ini. Hanya saja menurut saya ending dari novel ini kurang maksimal. Jika saja endingnya diberikan sedikit cerita lagi seperti Boy dan Wulan yang akhirnya menikah saya rasa akan semakin membuat pembaca senang. Itulah pendapat menurut saya. Mengesampingkan kekurangan tersebut, novel ini tetaplah novel yang sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat kita sedang bersantai.





















Biodata Penulis Resensi
Nama Lahir                    : Irawati Dwi Setia Bakti
Nama Panggilan            : Ira
Tempat, Tanggal Lahir   : Malang, 20 September 2000
Jenis Kelamin                 : Perempuan
Asal Sekolah                   : SMA Negeri 1 Kepanjen  

Resensi "Anak Rantau"


Sepucuk Rindu yang Disalahartikan

Judul Buku                  : Anak Rantau
Penulis                         : Ahmad Fuadi
Penerbit                       : PT Falcon
Kota Penerbit              : Jakarta
Tahun Terbit                : Agustus 2017
Jumlah Halaman          : 370
ISBN                           : 978-602-60514-9-3
Genre                          : Fiksi
Harga                          : Rp 89.000,00


            Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau. Fuadi merantau ke Jawa untuk masuk sekolah agama, Pondok Modern Gontor. Di Gontor inilah yang menjadi inspirasinya menulis novel mega bestseller, Negeri 5 Menara. Selain itu, dia juga menerbitkan novel Ranah 3 Warna dan Rantai 1 Muara yang merupakan sekuel Negeri 5 Menara.
            Hepi, seorang perantau yang tidak memiliki niat untuk merantau. Dia merantau karena hukuman yang diberikan oleh ayahnya, Martiaz. Sang ayah yang merasa gagal mendidik anaknya seorang diri membawa Hepi ke kampong halamannya di Minang untuk dididik oleh kakek dan nenek Hepi.
            Hepi yang merasa ditinggalkan sang ayah membuat janji dengan penuh amarah dan dendam. Perasaan dendam yang akan dia sadari bahwa itu adalah sebuah rasa rindu. Demi memenuhi janji yang ia buat sendiri, Hepi berusaha mencari uang yang dibantu oleh 2 sahabatnya di kampong, Zen dan Attar. Dalam memenuhi janjinya sendiri, Hepi mengalami banyak pengalaman seru mulai dari mendatangi sarang jin, menghadapi lelaki misterius, dan menjadi detektif.
            Novel ini merupakan novel yang sangat menarik. Cara Fuadi dalam menggambarkan awal kisah dari sebuah kejadian membuat pembaca segera ingin tahu kelanjutan kisahnya. Penggambaran penulis untuk tempat di dalam cerita sangat detail dan disediakan pula peta tempat d dalam cerita sehingga pembaca bisa lebih jelas memahami tempat-tempat dalam cerita. Selain itu, di dalam novel ini juga memberi pengetahuan berupa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia
            Dalam novel ini banyak menggunakan bahasa dari daerah Minang seperti wa’ang, lapau, maota, dan sebagainya. Akan tetapi , arti dalam bahasa tersebut di letakkan di belakang setelah cerita selesai sehingga dapat menimbulkan kebingungan apabila tidak terbiasa. Maka dari itu, pembaca harus membaca secara seksama agar pembaca terbiasa dengan bahasa yang digunakan.
            Novel ini sangat cocok dibaca untuk semua kalangan. Selain itu, banyak pesan-pesan yang bisa disampaikan untuk para pembaca. Sehingga, para pembaca bisa menambah pengamalan dari kisah yang disampaikan tanpa perlu merasakan kehidupan yang pahit seperti yang diceritakan oleh penulis.













Resensi oleh :

Nama            : Harisa Riski Amalia
No. / Kelas   : 19 / XI MIA 2
Sekolah        : SMA Negeri 1 Kepanjen

Resensi "In a Blue Moon"


Karena Cinta Bisa Berawal dari Benci


Judul                     : In a Blue Moon
Penulis                   : Ilana Tan
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit           : Jakarta                                           
Tahun Terbit         : April 2015
Jumlah Halaman     : 318 halaman
Genre                    : Fiksi
ISBN                    : 978 – 602 – 03 – 1462 – 4
Harga                    : Rp 70.000,00





          Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang telah dikenal karena menulis 7 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya bebeda-beda. Ilana Tan sendiri juga dikenal sebagai penulis yang misterius, karena dibagian “tentang pengarang” yang biasanya tertera di bagian paling novel, tidak dicantumkan foto profil dan keterangan detail tentnaf Ilana Tan.
           Novel In a Blue Moon menceritakan kisah pencitraan yang diawali dengan sebuah kebencian diantara 2 orang tokoh. Tokoh laki-laki di dalam novel ini bernama Lucas dan tokoh perempuan di dalam novel ini bernama Sophie Wilson.
           Lucas Ford adalah koki peraih bintang Michelin, juga pemilik Ramses merupakan restoran terbaik di New York, Lucas mempunyai wajah yang tampan dan disukai banyak wanita.
           Sophie Wilson, gadis berwajah Asia yang juga pemilik took kue A piece of Cake yang terkenal dengan tartletnya yang enak. Sophie Wilson juga menyukai pertunjukan teater.
           Lucas dan Sophie sudah saling kenal sejak SMA tetapi mereka tidak terlali akrab, tapi pada suatu ketika Lucas membuat kekacauan kedapa Sophie yang menyangkut tentang keluarga Sophie, dari peristiwa tersebut Sophie mulai membenci Lucas dan sampai suatu ketika Sophie pindah dari Chicago ke New York.
     Sepuluh tahun kemudian mereka dengan tidak sengaja bertemu di New York, tepatnya di pesta pernikahan kakak dari Sophie yang bernama Tyler. Pada saat itu sophie masih tetap membenci Lucas karena kesalahannya 10 tahun lalu kepada Sophie.
       Setelah pertemuan di pesta pernikahan Tyler, akhirnya Lucas dan Sophie kembali bertemu, dan akhirnya Lucas berusaha meminta maaf kepada Sophie, namun Sophie menolak permintaan maaf itu, tapi lama kelamaan setelah Lucas berusaha meminta maaf sophie menerimanya dengan baik dan dari peristiwa itulah Lucas dan Sophie semakin dekat dan Lucas mulai memperlihatkan ketertarikannya pada Sophie. Dengan hubungan mereka yang semakin deat mereka menjadi sering bertemu.
          Namun disisi lain Lucas memiliki teman, yaitu Miranda Young. Miranda ingin sekali Lucas melamarnya tetapi Lucas tidak mau karena Lucas sudah sangat mencntai Sophie. Walaupun Miranda menggunkan berbagai cara untuk meyakinkan Lucas.
Tidak hanya Lucas dengan Miranda tetai ada juga Adrian. Adrian adalah masa lalu sophie yang mencoba untuk kembali lagi kepada Sophie tetapi Sophie tidak mau kembali berhubungan dengan Adrian, dan teman Sophie yaitu Nicholas Li sangat setuju kalau Sophie dan Lucas bertunangan.
Pada suatu hari Lucas datang ke took Sophie membawa sebuket bunga aster dan jantung Sophie berdebar keras, itu artinya Sophie sudah memaafkan Lucas sepenuhnya dengan cara Sophie mulai mebcintai Lucas. 
Kelebihan novel ini menurut Saya adalah terletak pada cover novelnya yang gambarnya sangat menarik dan menggambarkan toko A piece of Cake pada malam hari. Pada cover depan terdapat kata-kata “Kau mungkin tidak sempurna, tapi Kau sempurna untukku.” Menurut saya suatu cover dan kutipan tersebut yang menarik bisa menarik minat baca para pembaca. Kata-kata yang digunakan penulis juga mudah dimengerti oleh pembca dan membuat banyak rasa penasaran pada setiap bab-babnya. Dinovel ini juga banyak adegan romantic yang membuat pembaca bisa senyum-senyum sendiri.
Kekurangan dari novel ini adalah ada pada beberapa hal yang tidak dijelaskan secara merinci tentang bagaimana berdirinya toko dari Sophie Wilson tersebut. Lalu ada juga yang tidak dijelaskan kenapa tiba tiba Lucas sangat suka dengan dunia koki dan bisa mendapatkan gelar. Kekurangan berikutnya adalah tidak ada data diri dari sang penulis tersebut yang membuat setiap orang bertanya tanya siapakah Illana Tan sebenarnya.
Dari novel ini saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus menghormati keputusan orang tua ang kadang bertentangan dengan keinginan kita. Lalu saya juga dapat mengerti bahwa suatu kebencian yang tumbuh itu bisa terobati dengan adanya interaksi dengan orang yang kita benci walaupun itu terpaksa tetapi itu penting bagi kehidupan. Dan yang terakhir suatu kisah cinta itu tidak selalu diawali dengan suatu kesenangan atau kesukaan kepada seseorang tetapi kebencian kepada seseorang bisa berubah menjadi sebuah cinta yang harmonis.
















Penulis Resensi :
Nama                : Ghazyarda Aqilah Setya Candra
No. / Kelas       : 18 / XI MIA 2
Asal Sekolah    : SMA Negeri 1 Kepanjen

Resensi "Bumi"


Menjelajah Dunia Paralel
Judul buku                     : Bumi
Pengarang                    : Tere Liye
Penerbit                         : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2014
Kota Terbit                  : Jakarta
Jumlah Halaman       : 440 halaman
ISBN                                : 978-602-03-3295-6
Genre                              : Fantasi


                Pengarang buku ini adalah Tere Liye., yang mempunyai nama asli Darwis. Ia lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye sudah banyak sekali mengarang buku. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Hafalan Shalat Delisa  dan Moga Bunda Disayang Allah. Pekerjaan asli seorang penulis buku ini adalah akuntan. Dan mengarang adalah hobinya sejak dulu.
                Novel ini mengisahkan seorang remaja perempuan yang bernama Raib dan sahabat-sahabatnya, bernama Seli dan Ali  yang berpetualang di dunia parallel. Raib yang berasal dari Klan Bulan, mempunyai kekuatan bisa menghilang hanya dengan menutup wajahnya dengan kedua tanganya. Raib mempunyai sahabat yang bernama Seli, Seli juga mempunyai kekuatan yang selama ini ia sembunyikan yaitu dapat mengeluarkan petir. Kekuatannya masih menjadi rahasia.
Sampai akhirnya terjadi insiden gardu yang meledak. Saat itu Raib dan Seli berada pada TKP dan mereka hampir tertimpa gardu yang. Saat itu dengan refleks mengeluarkan kekuatannya agar tidak tertimpa gardu. Pada saat itu ternyata ada Ali yang sedaritadi memata –matai mereka berdua. Ali bergegas membawa mereka ke tempat yang sepi yaitu aula agar tidak ada yang curiga atas menghilangnya gardu yang besar itu. Di aula mereka didatangi oleh Tamus dan 8 orang pengawalnya.Tamus ingin membawa mereka pergi. Karena mereka menginginkna buku kehidupan milik Raib. Tetapi ada Miss Keriting yang menyelamatkan mereka. Mereka memasuki portal yang menuju Klan Bulan.
Di Klan Bilan mereka mulai memecahkan misteri-misteri. Di sana Tamus dan para pengawalnya terus mencari-cari Raib dan kawannya. Raib berada di rumah Ilo, penduduk asli bulan yang baik hati. Dan akhir dari petualangan raib dan kawan-kawannya yaitu Tamus akhirnya di penjara di Penjara Bawah Bayangan. Tetapi tamus membawa buku yang sangat berharga di koleksi perpustakaan bulan yaitu Buku Kematian. Petualangan Raib dan sahabatnya ini akan dilanjutkan di buku selanjutnya yaitu ‘Bulan’.
                Buku ini sangat imajinatif karena membutuhkan daya khayal dari pembaca. Tetapi, ini bukan masalah bagi Tere Liye. Penulis mendeskripsikan secara rinci sehingga pembaca tidak kerepotan menggambarkan kejadian kejadianya. Tema petualangan sangatlah mengasyikan dan kejadiannya tidak mudah ditebak sehingga pembaca merasa ketagihan membaca tanpa melompati selembar kisahpun
                Bahasa yang digunakan terlalu baku sehingga sepeerti novel terjemah. Dan bukunya terlalu terbal jadi tidak fleksibel.
                 Novel ini cocok dibaca untuk kalangan remaja, karena tema yang diususng sangatlah menggambarkan jiwa jiwa muda. Ketika membaca buku  ini seakan kita terseret dan terlibat langsung dalam permainan tokoh. Pembaca juga mendapat banyak pesan moral selama petualangan.



Penulis Resensi :

Nama                 : Galuh Puja Mahdyasiwi
Tanggal Lahir : 10 Mei 2001
No. / Kelas       : 17 / XI MIA 2
Sekolah            : SMAN 1 Kepanjen