Sabtu, 26 Mei 2018

Resensi "Terima Kasih Ibu"


Biyung itu Malaikat


Judul buku      : Terima Kasih Ibu
Penerbit           : PT. WahyuMedia
Penyusun         : @TerimakasihIBU
Tahun terbit     : 2013
Cetakan           : Cetakan Ketiga
Tebal buku      : xvii + 297 halaman
ISBN               : 979-795-688-1
Genre              : Non Fiksi

Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek tentang kasih sayang yang tulus dari seorang ibu. Jumlah cerpen di dalamnya ialah 27 cerpen. Buku ini disusun oleh tim @TerimakasihIBU.
Salah satu judul cerpennya yakni "Senyum dalam Sebingkai Foto" dalam cerita ini ada dua tokoh utamanya yaitu Sekar dan ibunya. Ibu Sekar begitu menyayangi Sekar meskipun Sekar adalah anak haram. Ibu Sekar hamil sebelum menikah dan laki-laki yang menghamilinya tidak bertanggung jawab, akhirnya ia diusir dari rumah. Sejak saat itu ibu sekar hidup berdua dengan Sekar dan menghidupi Sekar sendirian. Sekar adalah anak yang pintar sehingga ibunya menyuruh Sekar untuk kuliah di Jakarta. Dalam kurun waktu empat tahun Sekar sudah wisuda dan langsung mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Hingga empat bulan, semenjak Sekar bekerja, dia masih memeberi kabar juga mengirimkan uang kepada ibunya. Tapi setelah itu, Sekar tidak lagi menghubungi ibunya. Ibunya berusaha menghubungi namun nomor ponsel Sekar sudah tidak aktif. Lalu ibunya meminta alamat Sekar pada teman sekar. Setelah mendapat alamat rumah Sekar, ibunya langsung berangkat ke rumah Sekar. Tidak disangka, sesampainya disana, ibunya malah diusir oleh Sekar. Betapa sakit hati ibunya diusir oleh anak kandungnya sendiri. Alasan Sekar mengusir ibunya karena Sekar akan menikah dengan pria tampan dan kaya. Setelah delapan tahun lamanya tidak bertemu Sekar lagi, ibunya mendapat kabar bahwa Sekar sudah memiliki anak. Mendapat kabar tersebut ibu sekar tidak dapat menahan untuk tidak bertemu Sekar dan cucunya. Ia memberanikan diri menemui Sekar berbekal alamat yang dulu. Dengan diri yang sudah tua dan sakit parah, ibunya berhasil bertemu Sekar. Bukan malah disuruh masuk, ketika suami sekar bertanya siapa wanita di depannya, Sekar menjawab ia adalah pengemis. Untuk kedua kalinya Sekar melukai hati ibunya. Tanpa pikir panjang, ibunya langsung meninggalkan Sekar dan hendak pulang. Namun saat berjalan pulang, ibu sekar tiba-tiba pingsan sehingga memecah keributan. Sekar dan suaminya pun keluar melihat. Betapa terkejutnya Sekar saat melihat wanita yang terkapar di pinggir jalan. Ia langsung menangis dan memeluk ibunya.
Cerpen yang kedua berjudul "Ibu Rumah Tangga itu Hebat". Cerpen ini menceritakan tentang ibu yang memiliki dua anak, Nindia dan Mikaela. Nindia adalah anak yang memiliki kebiasaan tidak umum, dia takut melihat orang dewasa yang belum pernah dilihatnya. Ketika Mikaela masih berada di dalam kandungan usia enam bulan, dokter mengatakan bahwa posisi Mikaela seperti di usia kandungan delapan atau sembilan bulan. Setelah itu, ibu nindia dan Mikaela memutuskan resign kerja. Alasan dia resign kerja karena dia ingin mengurus anaknya dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Akhir cerita ini, suaminya bercerita bahwa tugas ibu rumah tangga itu luar biasa hebat dan berat. Ia sangat kagum terhadap istrinya.
Buku ini memiliki keunggulan yang terletak pada setiap isi ceritanya. Isi ceritanya sangat menyentuh di hati dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh pembaca karena bahasa yang dipakai ialah bahasa sehari-hari. Selain itu, design dari sampulnya cukup menarik dengan warna yang menarik dan kertas yang tebal
Kekurangan dari buku ini terletak pada jenis kertas yang dipakai. Kertasnya tipis dan berwarna coklat sehingga mudah robek. Selain itu, kertas yang berwarna coklat ini juga menjadikan pembaca malas untuk membaca buku ini karena warnanya yang coklat membuat tulisan di dalamnya membosankan untuk dibaca
Buku ini cocok dibaca oleh semua umur terutama anak-anak sampai remaja agar mereka tahu dan dapat menghargai setiap usaha dan kerja keras seorang ibu.

















Penulis Resensi
Nama             : Revinka Iyon Kireina
No. / Kelas    : 26 / XI MIA 2
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Kepanjen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar