Selasa, 29 Mei 2018

Resensi "Rindu"


Perjalanan Kapal Blitar Holland

Judul                           : Rindu
Pengarang                   : Tere Liye
Penerbit                       : Republika Penerbit
Tahun terbit                 : Cetakan XXVII, Februari 2016
Tebal buku                  : ii + 544 halaman
Genre                          : Keluarga, religi, romansa
Harga                          : Rp 69.000,00
ISBN                           : 978-602-8997-90-4


            Novel Rindu adalah salah satu karya Tere Liye yang telah mendapatkan penghargaan sebagai novel religi terbaik dalam ajang Islamic Book Award 2015 dan menjadi best seller. Tere Liye merupakan pengarang yang dikenal sebagai penulis novel. Beliau memiliki nama asli Darwis, lahir di Sumatera Selatan, 21 Mei 1979. Beberapa novel karyanya yang telah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Sholat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Karya-karya Tere Liye telah memperoleh penghargaan dibidang sastra.
            Novel setebal 544 halaman ini menceritakan tentang sebuah perjalanan panjang tentang kerinduan. Kerinduan yang dikemas dalam perjalanan suci ibadah haji dengan Kapal Blitar Holland. Novel ini juga menceritakan tentang kebencian, kehilangan, dan cinta sejati.
            Cerita ini dimulai di suatu pagi penghujung tahun 1938, tepatnya 1 Desember 1938 ketika Kapal Blitar Holland tiba di Makassar. Kapal ini nantinya akan membawa umat muslim Indonesia untuk melaksanakan ibadah hại di Mekah. Lain pada tujuan jemaah lain, Ambo Uleng, pria berkulit gelap ini bermaksud untuk melarikan diri. Pria ini sudah dua puluh lima tahun berteman dengan bahari. Ia dulunya merupakan seorang kelasi di kapal milik saudagar Pare-pare. Namun, karena alasan pribadi, ia memilih meninggalkan pekerjaan tersebut dan menempatkan dirinya pada kapal yang masih menjadi kuasa Belanda ini.
            Di Kapal Blitar Holland, Ambo Uleng bekerja menjadi kelasi di salah satu bagian kapal. Disana, ia mengenal banyak oảng. ada Gurutta, kakek yang merupakan oảng terhormat di Makassar, yangf memiliki banyak wejangan. Adapun keluarga Daeng Andipati, yang merupakan saudagar terkenal dari Makassar. Ia memiliki dủa oảng anak perempuan yang menggemaskan yang turut ikut dengannya, Anna dan Elsa. Kemudian, ia juga mengenal Ruben, oảng yang telah bersedia meminjamkan bạu miliknya dan tidak keberatan untuk berbagi kamar dengannya. Ia juga bertemu dengan Bonda Upe, mualaf Cina yang dulunya merupakan seorang budak Belanda. Ambo adalah orang yang sangat pendiam dan tertutup. Namun, kehidupannya kini menjadi lebih baik setelah ia bertemu dengan orang-orang tersebut.
Sepanjang perjalanan Kapal Blitar Holland, banyak kejadian yang terjadi di sana. Salah satunya yaitu ketika Ambo Uleng harus terinjak-injak di tengah kerumunan orang karena menyelamatkan Anna.
Ada banyak pernyataan yang tersimpan dalam diri Ambo Uleng selama perjalanan. Hingga suatu ketika ia membiarkan kisah cinta pilunya diketahui oleh seseorang yaitu Gurutta. Ia menceritakan semua kisah cinta mengenai keksaih hatinya, yang pada saat itu ia tinggalkan, yang menjadi alasan mengapa ia menaiki kapal ini. Ia tak ingin melihat kekasihnya dijodohkan. Namun, pada akhirnya ia tetap kembali pada kekasihnya, karena pada mulanya sang kekasih akan dijodohkan dengan murid Gurutta, yaitu Ambo Uleng sendiri.
Novel ini dikemas dengan menarik, dengan warna sampul yang kalem serta kutipan pada bagian belakang yang membuat pembaca merasa penasaran. Pada novel ini, memang terdapat beberapa dialog yang menggunakan Bahasa Belanda, namun dengan penggambaran suasana dan keruntutan penulisan diksi membuat pembaca tetap dapat memahami alur cerita.
Setiap tokoh pada cerita ini memiliki kisahnya masing-masing.kisanya bahkan lebih rumit dari yang diperkirakan. Semua kisah dikemas dengan apik, diceritakan dengan detail. Novel ini juga memiliki nuansa religi yang kuat sehingga memiliki nilai agama yang baik.
Buku ini menceritakan banyak masalah yang dialami oleh tokoh. Begitu juga dengan bahasa yang terlalu bertele-tele sehingga pembaca juga akan cepat merasa bosan karena tidak segera menemukan titik permasalahannya.
Secara keseluruhan novel ini bagus. Selain dari lapisan luarnya berupa cover, novel ini juga menyuguhkan cerita-cerita yang menarik dan cocok untuk pembaca remaja hingga dewasa. Diksi yang baik dan sarat akan makna religi membuat buku ini patut dikatakan sebagai buku yang benar-benar berkualitas.














Penulis Resensi :
Nama               : An Nisa Dwi Setiarini
No. / Kelas      : 6 / XI MIA 2
Sekolah           : SMAN 1 Kepanjen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar