Selasa, 29 Mei 2018

Resensi "The Death Cure"


Sebuah Kejutan yang Mengobati Hati Thomas

Judul Buku                  : The Death Cure
Pengarang                   : James Dansher
ISBN                           : 978 – 979 – 433 – 849 - 0
Penerbit                       : Mizan Fantasi
Penerjemah                  : Yunita Chandra
Tahun Terbit                : 2011
Penyunting                  : Dhewiberta
Ilustrasi Isi                  : Anisa Meilasyari
Jumlah Halaman          : 436
Genre                          : Action – Fantasi – Romance


            James Dansher adalah seorang penulis yang lahir di Austell, Georgia pada tanggal 26 November 1972 dan memiliki nama lengkap James Smith Dansher. Salah satu karyanya adalah The Death Cure dan telah diangkat ke layer lebar tahun ini dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama oleh Yunita Chandra

            Dalam resensi kali ini, penulis memilih novel The Death Cure karena isinya yang menarik dan merupakan seri terakhir dari trilogi The Maze Runner. Hal ini membuat pembaca menjadi penasaran dengan bagaimana dari akhir cerita trilogi tersebut.
            Di seri terakhir ini berisi bagaimana keadaan dalam Wicked semakin tidak terkendali. Penculikan manusia kebal terjadi dimana – mana dan Wicked semakin gencar untuk menjadikan Thomas sebagai buronan. Thomas tidak tinggal diam, dia semakin gencar untuk mencari cara membebaskan teman – temannya dan menghancurkan Wicked. Di tengah – tengah kerja keras dan usahanya, Thomas justru menghadapi kejadian yang tidak terduga dalam hidupnya. Dimana dia bias melihat dan bertemu dengan kawan lamanya yang ia bahkan tidak menyangka mereka bisa bertemu kembali. Dan selain bertemu dengan kawan lama, Thomas juga bertemu dengan perempuan yang hingga saat ini pun masih bisa membuat jantungnya berdetak berkali – kali lipat. Dua pertemuan itu bagaikan sebuah obat yang sangat sulit ditemukan dan merupakan satu – satunya obat yang dapat menyembuhkan hati Thomas. Perjuangnnya tidak sia – sia, Kota Denver berhasil ia lumpuhkan, ia bertemu dengan kawan lamanya, bertemu dengan cinta sejatinya, dan membebaskan teman – temannya yang diculik oleh Wicked. Namun takkdir memang tidak mempersatukan Thomas dengan cinta sejatinya, perempuan itu terjatuh dan menghantam puing bangunan saat hendak naik ke pesawat untuk pulang bersama Thomas.
            Akhir yang tidak terduga dan akur cerita yang tidak monoton serta tidak bisa ditebak membuat banyak orang menyukai karya ini. Juga begitu banyak pesan yang dapat kita ambil seperti kesetia kawanan, kerja keras, pantang menyerah, dan masih banyak lagi. Penulis juga menyukai bagaimana nobel ini bisa membawa pembaca pada imajinasi yang tidak bisa ditemukan dalam novel manapun. Semua dikemas dengan begitu baik dalam satu paket novel.
            Namun, sesempurna apapun suatu karya tetaplah memiliki kekurangan. Contohnya saja novel ini tidak cocok untuk dibaca anak di bawah umur karena banyak sekali kata – kata umpatan yang tidak sepantasnya dibaca atau didengar oleh anak di bawah umur. Dan menurut saya, karena ini novel terjemahan jadi isi nya juga menjadi kurang mengena tidak bisa seperti novel aslinya.
            Jadi, menurut penulis novel ini sangat dianjurkan untuk dibaca karena isinya yang sangat menarik dan tidak seperti novel pada umumnya yang isinya dapat ditebak. Namun, pembaca haruslah membaca novel ini saat sudah cukup umur karena banyak kata umpatan yang terdapat dalam novel ini. Banyaknya pesan moral yang terkandung semakin membuat novel ini sangat layak dikonsumsi sebagai bacaan untuk mengisi waktu anda. 














Penulis Resensi :
Nama               : Emalia Jihan Fakhrunisa
No. / Kelas      : 13 / XI MIA 2
Sekolah           : SMAN 1 Kepanjen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar